Media Parahyangan

Menulis Untuk Indonesia

Sukses Gelar Galar Acalapati, Satre Tidak Tampil di Kandang Sendiri

2 min read

Galar Acalapati, acara besar pertama yang dibuka untuk publik oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sastra dan Teater (Satre) setelah lima tahun vakum. Pementasan teater yang diadaptasi dari cerita dongeng asal Jerman bertajuk, “Der Teufel mit den goldenen Haaren” ini sukses digelar di Gedung Teater De Majestic, Braga, pada 19 Maret 2023 lalu. Bukan di auditorium Unpar.  

Auditorium Tidak Sesuai

Meski Satre sukses menggelar pagelaran tersebut. Namun, publik menyayangkan mengapa Satre mengadakan acara pementasan di luar kampus meski gedung baru Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) memiliki fasilitas auditorium.

Hal ini disebabkan oleh konsep auditorium yang mengusung tema concert hall. Sutradara menilai,  konsep dan fasilitas kurang memadai, serta kapasitas auditorium yang tidak cocok dengan pementasan teater. Selain itu, secara general, Pusat Pembelajaran Arntz-Geize (PPAG) memiliki jam malam yang juga menjadi pertimbangan. 

Panjangnya Birokrasi Auditorium 

Selain permasalahan teknis penggunaan ruangan auditorium, divisi perizinan UKM Satre menyebutkan bahwa untuk menggunakan ruangan auditorium, penyelenggara harus memperoleh izin dari pengelola gedung. 

Biaya konstruksi auditorium tidaklah murah, oleh karena itu, unpar ingin menjaga auditorium agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Institusi memprioritaskan penggunaan auditorium hanya untuk agenda tahunan seperti wisuda dan dies natalis. 

Penarikan Tarif Auditorium

Segala keputusan berada di atas tangan yayasan. Ketika internal dan eksternal mengajukan izin penggunaan auditorium terdapat perbedaan utamanya, yakni mengenai biaya. 

Unpar tidak akan melakukan perbaikan ataupun penambahan fasilitas untuk menunjang pertunjukan teater dikarenakan konsep auditorium yang telah dibangun menyerupai concert hall. Jika dipaksakan, maka besar upaya yang harus dilakukan untuk membuat konsep ruangan menjadi sesuai dengan teater. 

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah unpar membangun auditorium untuk ajang pamer dan agenda marketing atau mengembangkan bakat bakat mahasiswa?

Penulis:  Josef Rangga Widyadharma dan Triana Pratiwi

Edito: Rariq Muhammad Ghani Ricky dan Vania Orvala

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *