Media Parahyangan

Menulis Untuk Indonesia

Wawancara Ketua Satgas Covid-19 FISIP Aknolt K. Pakpahan: Kesiapan dalam Menggelar Perkuliahan di Semester Ganjil 2022/2023

4 min read

LIPUTAN KAMPUS, MP—Tidak terasa, UNPAR telah memasuki tahun ketiga menggelar perkuliahan secara online. Model pembelajaran ini terpaksa dilakukan mengingat angka kasus Covid-19 yang terus menunjukkan ketidakpastian. Kini, awal semester baru hampir tiba, apakah ini menjadi pertanda bahwa harapan Mahasiswa UNPAR untuk merasakan perkuliahan offline akan segera tercapai? Maka dari itu, Dosen Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan, Aknolt K. Pakpahan atau yang akrab disapa Bang Tian akan memberikan penjelasan mengenai penyelenggaran perkuliahan di semester depan.

Menurut beliau, pada Semester Ganjil 2022/2023 yang akan datang, UNPAR berencana memberlakukan dua model pembelajaran, diantaranya pembelajaran campuran (blended learning) dan hybrid. Untuk model pembelajaran blended learning, perkuliahan berlangsung dengan dua cara yaitu full online ataupun full offline sesuai pengaturan kelas oleh dosen. “Contohnya, pertemuan pertama akan dilakukan full offline, artinya semua mahasiswa hadir di kampus. Di pertemuan kedua juga akan luring sehingga semua mahasiswa tetap di kampus. Pertemuan ketiga  full online, jadi dosennya mengajar di Zoom atau Google Meet dan semua mahasiswa ada di ruang virtual”, ucapnya. 

Sedangkan, hybrid merupakan model pembelajaran yang mengharuskan dosen untuk mengajar dalam dua kondisi berbeda secara bersamaan yaitu di ruang kelas dan di ruang virtual (Zoom atau Google Meet). “Misalnya, ada 1 anak mengambil hanya 3 mata kuliah karena sudah semester akhir. Kalau dalam 3 mata kuliah itu, ketiga dosennya memberikan opsi perkuliahan hybrid, artinya mahasiswa punya opsi. Saya pilih yang online aja deh, bolehkan? Ya boleh”, tegas Tian.

Hingga saat ini, beberapa beberapa fakultas juga telah memberlakukan dua metode pembelajaran tersebut. Salah satunya adalah FISIP, yang ditandai dengan adanya pendataan daftar nama para dosen beserta mata kuliah yang diajarnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pemilihan metode pembelajaran yang akan diterapkan nanti. Tian mengatakan bahwa dari hasil pendataan tersebut, diperoleh sebanyak 98% dosen yang memilih blended learning dan sebagiannya tetap memilih hybrid. Tentunya, pemilihan metode ini diserahkan kembali sepenuhnya kepada masing-masing pengajar karena kewenangan berada di tangan dosen. 

Sejauh ini, FISIP UNPAR sendiri juga telah mempersiapkan banyak hal untuk perkuliahan di semester ganjil nanti, baik itu infrastruktur maupun sumber daya manusia. “Kita punya total 20 ruangan yang bisa digunakan untuk semester ganjil, dan sudah dilengkapi dengan fasilitas infrastruktur, seperti komputer, kamera, infocus, papan tulis dan menambahkan jendela di setiap ruangan untuk memastikan sirkulasi udaranya berjalan. Selain itu, kita juga membuat pedoman mengenai protokol kesehatan ketika memasuki area kampus. Lalu, menyiapkan standing thermogun dan tempat cuci tangan di beberapa titik”, sebut Tian.

Adapun pembagian sistem pembelajaran menjadi beberapa sesi guna menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat UNPAR. “Nah untuk semester ganjil nanti sesi pertama 07.10, lalu sesi keduanya jam 10.00-12.00 WIB. Artinya sesi kedua itu hanya di jadwalkan untuk mata kuliah yang berjumlah 2 SKS. Kenapa? Pertama, tentu untuk menjaga protokol kesehatan tetap berjalan sehingga lingkungan kita aman dan sehat. Jadi, jam 12.00-13.00 itu adalah waktu untuk mendesinfektan ruangan. Yang kedua, memberikan waktu bagi dosen dan mahasiswa untuk beristirahat agar siap masuk ke sesi berikutnya di jam 13.00 WIB”, jelas beliau. 

Dalam rangka menjaga protokol kesehatan, beliau juga menjelaskan bahwa pihak universitas akan membatasi kapasitas kelas. “Kalau di semester-semester yang lalu sebelum ada pandemi, kelas dengan kapasitas 100 orang akan diisi full oleh 100 mahasiswa. Kalau di situasi sekarang, ya tidak, kelas dengan kapasitas 100 orang mungkin hanya akan diisi dengan 60 mahasiswa saja. Jadi, yg membedakan pembelajaran semester sebelumnya dengan semester depan sebenarnya hanya pada kapasitasnya, kalau untuk model pembelajaran kurang lebih akan tetap sama,” tutur beliau.

Kendati demikian, realisasi perkuliahan blended yang telah disiapkan oleh UNPAR tetap akan memperhatikan situasi penyebaran Covid-19 dan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Bandung. Meskipun telah mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang perkuliahan, tidak menutup kemungkinan bahwa Pandemi Covid-19 sewaktu-waktu dapat mengalami lonjakan. Menanggapi hal tersebut, Tian menegaskan bahwa pihak universitas akan selalu mengikuti aturan dari pemerintah Kota Bandung dalam memutuskan sistem pembelajaran yang akan diterapkan. “Nanti kita lihat peraturan Walikota nya seperti apa? mengatur untuk kegiatan pembelajaran seperti apa? kalau memang diizinkan 100% ya masuk kelas 100%. Tapi, kalau diizinkan nya hanya 25% atau bahkan semua kembali lagi dengan model daring, ya belajar dari rumah,” jelas beliau.

Adapun untuk pelaksanaan kegiatan mahasiswa non-akademis seperti organisasi, mahasiswa perlu melakukan koordinasi dengan BKA dan Satgas UFC-19 untuk mendapatkan izin dalam berkegiatan di UNPAR. Sebagai tindakan preventif, Satuan Tugas Unpar Fights Covid-19 (UFC-19) akan memperketat protokol kesehatan di lingkungan kampus. Sivitas akademika UNPAR akan diizinkan untuk memasuki gedung apabila telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap (Vaksin Dosis I dan II) dan dalam keadaan sehat.  “Tapi, sampai sekarang yang diizinkan masuk ke gedung 3 adalah orang-orang dengan status aplikasi Peduli Lindungi dosis primer lengkap. Kemudian, nanti akan ada pengaturan-pengaturan ruangannya, jumlah orang yang bisa masuk dan hal-hal lain yang sesuai dengan protokol kesehatan,” ujarnya.

Sebelum memasuki kampus, Tim Satgas akan melakukan pengecekan suhu badan dan status mahasiswa di aplikasi Peduli Lindungi. “Sekiranya apabila seseorang suhunya di luar atau di atas suhu normal, tentunya akan tidak diperbolehkan untuk masuk ke gedung FISIP. Itu tindakan preventif kita,“ tegas beliau. Tidak hanya itu, Satgas UFC-19 juga telah menyiapkan Buku Saku AKB UNPAR yang memuat prosedur pemantauan, identifikasi kasus, dan kemungkinan penularan sebagai upaya untuk menekan klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus. 

Tian juga menjelaskan bahwa UNPAR seringkali melibatkan tim dokter guna melakukan proses screening dan mengecek kondisi kesehatan sivitas akademika UNPAR dalam kegiatan tertentu. “Gini, UNPAR kan sedang merancang dibukanya fakultas kedokteran. Artinya kita sekarang punya dokter yang nantinya akan menjadi pengajar di UNPAR. Nah, dokter-dokter itu tergabung di dalam Satgas UFC-19 dan dapat dilibatkan dalam beberapa kegiatan untuk proses screening kesehatan,” jelas beliau.

Penulis: Vania Orvala, Angelina Jenifer

Editor: Muhammad Rizky

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *